Coba kita hitung sudah berapa tahun kita
mempelajari bahasa inggris, coba kita hitung berapa banyak waktu yang telah
kita habiskan untuk mempelajari bahasa
dunia tersebut, dan coba kita hitung kembali sudah berapa banyak uang, tenaga
yang telah kita habiskan untuk mempelajarinya.tidak cukup dengan mempelajarinya
di sekolah-sekolah Formal bahkan sebagian orang relah mengikuti kursus-kursus
dengan biaya yang mahal guna untk memahami dan menjadi expert dalam bidang tersebut. Namun, kenyataannya apakah semuanya sudah sesuai
dengan apa yang selama ini kita harapkan dan apakah out put hasil dari proses pembelajaran tersebut sudah sudah
maksimal. silahkan jawaban tersebut
pembaca interprestasikan sendiri jawabannya dengan cara tanyakan pada hati
kecilmu.
Bahasa inggris telah kita kenal dan kita
pelajari semenjak kita duduk di bangku Sekolah dasar (SD) sampai dengan Sekolah
menenga Atas (SMA) dan bahkan ketika kuliah di perguruan tinggi. itu artinya hampir semua orang yang mengenyam
pendidikan formal di indonesia rata-rata sudah lebih dari 12 tahun mengenal dan
mempelajari bahasa inggris tersebut. Sebenarnya, waktu 12 tahun tersebut
merupakan kurun waktu yang cukup
panjang untuk menjadikan seseorang bisa
ahli dalam bahasa inggris. namun
pertanyaannya apakah benar demikian ??????
Ahli dalam bahasa inggris yang penulis
maksud disini bukan dalam hal mampu mengisi semua pertanyaan,soal-soal exam, dan sebagainya ketika mengerjakan
ujian atau pun soal-soal seperti UAN ataupun soal SPMB dan sebagainya. Bahwa
hal tersebut memang penting itu merupakan satu kesatuan pilar pendukung
pemahaman dalam suatu bahasa yang tak terbantahkan kalau untuk mengerjakan
pekerjaan soal-soal dalam bahasa inggris seperti itu mungkin ratusan ribu atau
mungkin jutaan siswa di indonesia ini mampu mengerjakannya. Ahli disini penulis
maksud yaitu bagai mana kecakapan dalam hal berbicara (Speaking) dan memahami
pembicaraan Native speaker. Sehingga terjadi proses komunikasi yang sirkuler
ketika kita berbicara dengan NATIVE SPEAKER atau pembicara aslinya dengan kata
lain kita dapat berbicara dan memahami bahasa inggris ketika kita benar-benar
berbicara dengan orang Inggris.
Suatu ketika kita dihadapkan untuk
berbicara dengan NATIVE SPEAKER atau pembicara Aslinya ataupun kita
mendengarkan percakapan melalui rekaman audio/ CD/ Kaset (listening test) ataupun film di televisi
yang menggunakan bahasa inggris. Atau suatu ketika kita mendengar pidato Barak Obama yang
kita kenal kepopulerannya dengan kata-katanya “YES WE CAN” pertanyaan
nya apakah kita mengerti ? apakah kita paham ? disinila biasanya kita menyadari bahwa
kita belum mengerti dan memahami bahasa
inggris seutuhnya. Buktinya kita masih banyak belum mengerti apa yang di
katakana oleh NATIVE SPEAKER atau kita masih belum sepenuhnya dapat
memahami apa makna dan inti dan arti
dari pembicara atau actor pada film di televisi yang kita tonton. Dan untuk
menutupi kelemahan kita tersebut akhirnya kita menggunakan jurus pamungkas
terakhir yaitu mentranslate film tersebut kedalam bahasa indonesia…ataupun
membaca terjemahan teks yang berada di layar kaca tersebut menyedihkan bukan
?????? kalau pun ada yang memahami dan
mengerti betul hal tersebut mungkin hanya setangkai dari serumpun, mungkin hanya sepuluh dari seratus..sangat-sangat
sedikit, terus terang penulis mengankat kedua jempol untuk orang-orang tersebut.
Berangkat dari fenomena menyedihkan dan
memprihatinkan ini penulis tergerak
untuk meneliti dan mempelajari mengapa hal ini dapat terjadi, beberapa
leteratur dan referensi penulis kumpulkan mulai dari browsing google,leteratur
dari buku-buku dan bahkan penulis pun mendiskusikannya dengan beberapa staf pengajar
bahasa inggris di kota Baturaja. akhirnya pertanyaan tersebut mulai terkuak dan
perlahan tabir pertanyaan tersebut mulai ditemukan jawabannya…..mari…..kita
mulai….menguak tabir fenomena ini.
Menurut saya materi pembelajaran dalam
bahasa inggris tersebut merupakan suatu
sistem yang tak terpisahkan.(ingat materi dalam bahasa inggris adalah
sebuah sistem yang tak terpisahkan ) Sebuah sistem terdiri dari
berbagai sub sistem atau cabang
atau bagian yang guna dan manfaatnya berbeda satu sama lain namun memiliki
tujuan akhir yang sama . Namun demikian sebuah sistem dapat beroperasi dengan
baik apabila subsistem tersebut penggunaannya di gunakan secara berurutan atau
sistematis atau sub sistem tersebut di gunakan dan dikerjakan secara
porposional (tepat guna / sesuai dengan porsinya) apa bila subsistem tersebut
di gunakan tidak secara sistematis atau tidak berurutan maka akan terjadi
kesalahan fatal atau sistem tersebut akan tetap berjalan dan tetap beroperasi
namun tidak dapat maksimal.
Satu unit mobil merupakan salah satu
contoh sistem yang utuh yang mana sistem mobil tersebut terdiri dari beberapa
sub sistem yaitu bagian roda, mesin ,minyak kaca spion lampu, starter dan lain lain.
Masing masing subsistem tersebut memiliki pungsi yang berbeda-beda mulai roda yang berfungsi untuk membantu
pergerakan mobil, mesin yang berfungsi untuk pengopErasian mobil, lampu yang
digunakan untuk proses penerang ketika mobil berada di tempat yang gelap, minyak
yang berfungsi sebagai langka awal untuk menghidupkan mobil sebelum proses
starting, sepion yang berfungsi untk melihat kendaaraan yang ada di
belakangnya.
Satu unit mobil dapat berjalan secara
oftimal apa bila subsistem yang berada dalam mobil tersebut di letakan dan
digunkan pada porsi dan tempat yang seharusnya (sistematis dan porposional). Silahkan bayangkan seandainya sepion
mobil berada di atas bagain atap mobil. Silahkan bayangkan seandainya roda
mobil tidak berada pada kedua sisi kiri dan kanan bagian mobil melainkan berada di tengah-tengah
bagain mobil , silahkan bayangkan anda menstarter mobil terlebih dahulu sebelum
anda mengisi minyak kendaraan tersebut. Apa
yang terjadi ??? silahkan anda interprestaikan sendiri. Kesimpulannya
sub sistem dari suatu sistem tidak dapat di putar balikan tempat dan posisinya
masing- masing subsistem dari suatu Sistem yang utuh tersebut harus sesuai urutannya.
Kembali pada pembahasan kita bahasa
inggris adalah suatu sistem yang utuh. Kenapa saya berpendapat bahasa
inggris merupakan satu kesatuan sistem yang utuh? Jawaban nya karena bahasa inggris terdiri dari beberapa Subsistem yang
terpisah yang masing-masing subsistem tersebut memiliki fungsi dan perananannya
sendiri-sendiri namun demikian masing-masing subsistem tersebut memiliki tujuan
akhir yang sama. Sekarang mari kita
lihat apa saja sub sistem dari bahasa inggris tersebut. Subsistem dalam bahasa
inggris di antaranya yaitu
1. Writing
: menulis
2. Reading : membaca
3. Listening : mendengar
4. Speaking : berbicara
Sebelum
kita melanjutkan pembahasan selanjutnya ada baiknya kita sejenak mereview beberapa poin penting yang harus
kia pahami dan tela’ah terlebih dahulu. Untuk memahami hal tersebut. Saya menganalogi kan pembahasan kita dengan
suatu fakta yang sering kita lihat di sekeliling kita. Apabila dalam suatu preode tertentu, waktu
tertentu kita manyaksikan seorang
anggota legeslatif melakukan tindak pidana korupsi, maka dengan serta merta
kita akan mengatakan bahwa ada seorang OKNUM
LEGESLATIF yang koruptor. Apa bila ada seorang aparat yang melakukan pungli
di jalan raya maka dengan serta merta juga kita akan mengatakan ada seoarang OKNUM APARAT yang melakukan pungli.
Namun demikian apa bila hal tersebut selalu terjadi dan terus terjadi bukan
hanya pada priode tertentu saja namun kejadian tersebut selalu berulang-ulang
secara terus menerus dan menerus maka denga serta merta juga kita akan
menyimpulkan bahwa ADA SUATU SISTEM YANG SALAH
yang terjadi pada institusi itu baik sistem prekrutan personilnya atau
sistem pemilihan anggota legeslatif nya sehingga menyebabkan hal tersebut
selalu terjadi. dan saat itu kita mungkin kita meng asumsikan di kedua lembaga
tersebut pasti ada suatu sistem yang tidak berjalan secara maksimal dan ada suatu subsistem
yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.sehingga terjadilah peristiwa tersebut.
Kembali ke pembahasan, ketika
kita menyaksikan dan kita mengalami setalah beberapa tahun mempelajari bahasa
inggris, setelah begitu banyak materi yang kita keluarkan setelah begitu banyak
waktu yang kita korbankan, setelah banyak pelatihan-pelatihan yang kita ikuti, namun faktanya kita belum terlalu mampu
menterjemahkan pembicaraan NATIVE SPEAKER, namun kenyataannya kita belum mampu
mengerti makna dan arti dari setiap film barat yang kita tonton dan kita masih
menggunakn teks yang berada di layar kaca , namun kenyataan nya siswa dan
pelajar kita belum mampu mengerti secara maksimal memahami pidato-pidato yang
disampaikan oleh native spkeaker secara cepat. Dan para pelajar dan mahasiswa
kita belum begitu mampu berbicara secara oftimal. SEKARANG
APA ASUMSI YANG TIMBUL DALAM BENAK KITA???? setelah kejadian tersebut
terjadi berulang ulang, terus menerus , dan fenomena ini terjadi bukan hanya
pada periode kita saja namun sudah terjadi sejak dahulu kala, dan sampai dengan
sekarang masalah klasik ini terus terjadi.
Sama
dengan analogi yang saya samapaikan pada kasus anggota legeslatif dan oknum aparat
di atas tadi. Untuk menjawab mengapa fenomena ini mengapa bisa terjadi
jawabanya, dapat di pastikan bahwa ada suatu sistem yang tak berjalan dengan
maksimal ada suatu sistem dan metode pembelajaran bahasa inggris yang salah yang
kita lakukan.
Data
dan fakta berikut saya dapatkan dari seseorang guru bahasa ingris PENGARANG
BUKU Spot line di pulau jawa dan
refrensi ini penulis kutif langsung dari situs webnya langsung. dia mengatakan bahwa metode pembelajaran
bahasa inggris di indonesia yang sering kita lakukan adalah sebagai berikut ini
:
Proses
belajar bahasa inggris di indonesai secara sistematis
READING – LISTENING
– SPEAKING – WRITING
Itulah sistematika
proses belajar bahasa inggris di indonesia. Dimulai dari proses membaca dahulu (reading), kemudian baru belajar
mendengarkan (listening), kemudian
belajar berbicara (Spekaing) dan
terakhir baru menulis (writing). www:
Spotline.com
Menurut saya proses ini dapat di
simpulakan bahwa ini adalah suatu rangkaian proses belajar yang YANG
SALAH BESAR. Intinya bagai mana seorang dapat
belajar membaca sementara dia belum
dapat berbicara dengan benar. Dan bagai mana seorang dapat berbicara dengan
benar sedangkan dia belum pernah di ajarkan cara pengucapan yang sesungguhnya melalui
(prsoses listening) kalau seorang sudah dapat bicara dengan benar barula dia
dapat di ajarkan membaca lalu selanjutnya menulis . Seperti yang saya jelaskan
tadi bahwa bahasa inggris adalah suatu sistem yang teridiri dari beberapa bagian
sub sistem yang pada proses pembelajarannya tidak boleh di putar balikan
masing-masing harus sesuai kebutuhan dan porsi dan tempat dan kegunaannya. Kalau kita belajar bahasa inggris masih dengan
metode di atas seperti kita belajar membaca bahasa inggris dahulu, lalu kemudian
belajar mendengarkan, lalu belajar berbicara lalu belajar menulis, maka dapat
di pastikan kita akan mengalami kegagalan, bisa saja kita berhasil dengan
metode tersebut namun keberhasilan tersebut tidak maksimal. LALU
BAGAI MANA CARA YANG PALING EFEKTIF
Mari
kita lihat proses belajar seorang anak ketika dia belum dapat berbicara sampai
dia dapat berbicara secara aktif. Seorang bayi (ana-anak yang masih kecil)
pertama kali sebelum dia belajar berbicara pertama kali yang dia lakukan adalah
belajar mendengar listening proses (ingat pelajaran
pertama yang anak lakukan adalah belajar mendengar). Belajar mendengar
dari siapa ?? yaitu belajar mendengar dari ibu, ayah, sudara-saudara yang ada
pada lingkungan tempat dia tinggal. Kemudian barula dia si bayi mencoba
berbicara dengan cara meniruhkan seperti apa yang dikatakan oleh ibu atau ayahnya
mulai dari 1 2 3 sepata kata speaking proses (Ingat pelajaran kedua
si anak adalah berbicara). Oleh karena itula pada tahapan proses
pembelajaran bicara kepada bayi ini seorang ibu tidak di perkenankan mengajari
si bayi berbicara dengan kata-kata plesetan alias bahasa manja si bayi
misalanya kata-kata makan di plesetkan menjadi maem…kata-kata susu menjadi cucu
dan sebagainya. Mengapa kata-kata tersebut tidak diperkenankan karena pada masa
itu seorang bayi sedang mengalamai apa
yang kita sebut dalam istila sosologi preparatory
stage dan play stage atau masa meniru. kata-kata plesetan yang salah yang
tidak sesuai dan tidak semestinya akan menjadi sebuah/ suatu input
bagi si bayi. Input seperti apa. yaitu input yang salah. (suatu
kata yang di dengar merupakan suatu input bagi si bayi dan
ouptnya ketika si anak mulai berbicara dengan menggunakan kata-kata yg dia
dengarkan) kalau inpu kata yang anak terima salah atau tidak sesuai
dengan pengucapan yang sebenarnya hal inilah Yang menyebabkan si bayi/anak-anak
tersebut terancam tidak mengerti dan tidak dapat memahami suatu kata ketika
kata tersebut dikatakan dengan pengucapan yang sebenarnya karena si
bayi/anak-anak sudah terlalu terbiasa dengan input kata-kata yang salah. yang
perlu di ingat proses mendengar adalah
proses input. Sedangkan proses bicara atau speaking adalah
out put. Dari sini kita bisa
mengambil hepotesa singkat bahwa. Bagai mana seseoarang nantinya
dapat berbicara/speaking (out put) dengan
benar sementara input atau proses pendengaran yang ia terima adalah salah dan
bagai mana mungkin seorang tersebut dapat memahami pembicaraan orang dengan
penggunaan kata yang ia hafal sementara kata yang orang lain tersebut ucapkan
berbeda cara pengucapan dengan apa yang biasa dia ucapakan dan dengarkan.
Kaitannya dengan belajar bahasa ingris yaitu ketika memulai proses listening belajarla mendengarkan
kata-kata dalam bahasa inggris dengan pengucapan sebagai mana native speaker
mengucapkannya jangan memasukan input
yang sala atau keliru karena dengan begitu akan menyebabkan output kita
menjadi buruk. Selanjutnya Setelah si
anak sudah lancar berbicara barula si anak biasanya di ajarkan untuk belajar
membaca (reading proses) dan
selanjutnya di ajarkan untuk menulis (writing proses).
Kembali kepada pembahasan. Kebiasaan
kita yang salah yaitu ketika kita menjalani suatu proses belajar bahasa inggris
kita sering belajar dengan cara, menghafal vocabulary sebanyak-banyaknya atau
dalam proses tersebut kita mendengarkan kata-kata tersebut dari seoarang guru
secara tutorial . kita sering menghafal kata-kata dengan cara tehnik pengucapan kita. Disinila biasanya sering terjadi kesalahan.
karena mengapa, dikarenakan kita menghafal dan mendegar kata kata menurut
pengucapan kita. Bukan dengan cara pengucapan semestinya/seharusnya.
Examples : This biasanya kita membacanya Dis sedangkan
native speaker akan berkata dan
sedikit samar dengan bunyi Zis. Karena memang begitula yang sebenarnya cara pengucapannya. Misalnya
kata Doing biasanya kita akan mengucapkannya
dengan kata-kata Duing lalu kemudian
kita mengingatnya untuk di hafalkan padehal yang seharusnya kita ucapkan
adalah Duin tanpa hurup G karena akhiran G pada bahasa
inggris tidak pernah diucapakan dengan jelas / samar-samar. misalnya pada kalimat
pertanyaan berikut ini what are you doing? Sepintas mungkin kita berfikir bahwa kata-kata
ini simple untuk di ucapkan. Namun kenyataanya tidak begitu. Karena dalam
bahasa inggris setiap kata yang berada dalam kalimat tehnik dan cara membacanya harus yang di combine dengan kalimat/kata selanjutnya. Dan sudah
barang tentu juga berbeda pula cara pengucapannya. What are you doing? Biasanya kita mengucapkannya biasa saja
dengan ucapan wat ar yu duing? Padehal semestinya kita harus mengucapkan what
cha doin? Karena memang
begitula native spkeaker akan
mengucapkannya. Lalu bagai mana dengan kata-kata berikut ini How
do you like ? biasanya kita
mengucapkannya biasa saja dengan pengucapan hau du yu laik ?Padehal
kenyataanya bukan demikian karena native speaker ( pembicara aslinya) akan
berkata Hau diya laik?dan masih
banyak contoh-contoh lainya. Kalau berbicara teoritis tanpa refrensi ilmia
itu sama dengan menyebarkan kebohongan. Untuk memperkuat data dan fakta
tersebut bahwa apa yang saya sampaikan bukan berbagi kebohongan para pembaca
dapat mempertegas dan memperdalamnya dengan mengunjungi situs http://www.engvid.com dengan sub judul how to understand native speakers' question in
English?
Pengalaman penulis berbicara dengan
orang luar untuk pertama kalinya sangat mengherankan dan sangat di luar dugaan.
Mengapa ? karena pada saat itu penulis
sudah banyak bercerita panjang lebar namun, apa yang terjadi ? native
speaker tersebut berkata ? thanks for
your time but, I’m sorry I don’t understand what are you talking about?
Mari kita lupakan sejenak pengalaman
tersebut di atas , mari kita kembali ke benang merah di balik fenomena tersebut
mengapa hal tersebut dapat terjadi. Seperti
yang saya sudah jelaskan tadi bahwa ada cara belajar yang salah yang biasa kita
lakukan. mungkin beberapa tehnik/ tip berikut
dapat berguna
1. Kalau cara lama
kita belajar dengan metode dengan urutan sebagai berikut READING – LISTENING
– SPEAKING – WRITING sekarang kita
susun kembali urutan tersebut dengan benar yaitu : mula mula mari kita belajar LISTENING
tapi berusahala untuk belajar mendengar dari pembicara aslinya baik
melalui kaset cd, film dan sebagainya amati
dengarkan secara seksama bagaimana kata–kata tersebut diucapkan. Setelah kita
melalui tahapan tersebut lalu kemudian
mari kita belajar SPEAKING belajar la
berbicara dengan kata-kata yang sesuai
dengan apa yang anda dengarkan tersebut usahakan dengan benar agar apa
yang anda ucapkan tersebut samap persis seperti bagaimana native speaker
mengucapkannya karena kalau sedikit saja kita salah itu sangat berpengaru
dengan output kita nantinya ya sala satunya seperti pengalaman yang saya yang
saya terangkan diatas tadi. kalau seandainya
kita sudah fasih berkata/berbicara cobalah READING
apa yang anda ucapkan tersebut dengan benar. setelah itu cobalah WRITING kata yang anda
hafal tersebut. Dengan melalui tahapan ini secara teratur dan berkesinambungan
mudah-mudahan apa yang kita harapkan untuk dapat menguasai ataupun mengerti
bahasa inggris menjadi lebih baik. Dengan melalui tahapan tersebut saya yakin
bahasa inggris yang kita pelajari akan menjadi suatu sistem yang utuh.
2.
Selain
tehnik belajar tersebut di atas beberapa
faktor lain tidak bisa kita abaikan begitu saja. kita juga harus memperbanyak
mempelajari perbendaharaan beberapa istilah atau idiom dalam bahasa inggris. Karena
beberapa idiom yang sering di gunakan oleh native
speaker baik dalam pidato, film, iklan dan sebagainya turut berkontribusi membuat kita bingung
sehingga kita tidak dapat mengerti apa yang mereka bicarakan.
3. Penguasaan
Tensis juga merupakan sarana mutlak
yang harus di kedepankan. Karena tensis merupakan Regulator, rambu-rambu yang akan menuntun kita agar menjadi
pembicara yang baik.
Semoga
catatan, opini, ini bermanfaat bagi para pembacanya…maaf kalau di tag tanpa permisi..
sekedar ingin berbagi.
Thanks to :
1. Mrs.Rahma,
S.Pd Englis
Teacher From Islamic High School ( 2003-2005)
2. Mr.
Drs. Yohanes Firano Leader Maharlyin
English Training Centre Baturaja
2003-2004)
3. Leader
“MJB Course” Mekar Jaya Brother Course (
2005)
4. Sekolah
Bahasa Asing Polri (Police Language School) in East Jakarta (Juni 2012
)
5. ELC English learning conversation 2012,
1. Mr.
Angga W. SMB. ( Baturaja)
2. Mr.
dr. Edri. ( Palembang )
3. Mrs.
Ria, S.pd. ( Baturaja)
4. Mrs.
Len ( Filipina)
Thanks
for your share, thanks All for your knowledge that you have given to me.