Rabu, 23 Oktober 2013

Profesional dan Kedekatan Emosional

Sarjana Ilmu Komunikasi

Antara Profesional dan kedekatan emosional(Baturaja, 24 Oktober 2013)
Barangkali tidak la salah saya mengungkapkan istilah tersebut untuk memulai tulisan ini. Mau tidak mau suka ataupun tidak suka kebijakan local boy for local job akan berimbas pada profesionalitas petugas Polri dilapangan. Sebelum menelisik lebih jauh lagi tentang bagai mana mungkin kedekatan emosional dapat menguburkan profesionlitas petugas Polri di lapangan ada baiknya kita memahami konsep tentang local boy for local job terlebih dahulu.
 Penempatan, sebagai salah satu mata rantai manajemen personalia memiliki arti penting bagi proses pembinaan karier seorang anggota Polri guna menapaki langkah-langkah selanjutnya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Proses penempatan seorang personel Polri tak luput menimbulkan pemikiran yang lebih mendalam lagi bagi seorang pejabat personalia karena berbagai pertimbangan yang harus dilakukan. Apakah itu berkaitan dengan keluarganya, faktor like or dislike,Demosi ataupun Promosi  personel yang bersangkutan pada tempat tugasnya, faktor motivasi tugas,. Penempatan personel juga sebagai bagian dari proses pemberian tugas dan pekerjaan (Djamin 1995: 70).
Untuk mengatasi hal tersebut, Polri kemudian meluncurkan konsep rekrutmen personel melalui pola “Local boy for local job” (personel yang ditempat tugaskan berdekatan dengan domisili/tanah kelahirannya). Yang menjadi landasan konsep ini adalah pemberdayaan putra daerah yang telah lulus seleksi menjadi anggota Polri untuk mengembangkan karir di daerahnya sendiri (lihat Skep Kapolri No.Pol.: 1359/X/2000 tanggal 20 Oktober 2000 tentang Petunjuk Administrasi Pola Pembinaan Bintara Polri).
Menurut saya pribadi hanya ada satu tujuan dari konsep “Local boy for local job” yaitu sebagai wujud pengembangan konsep community policing atau pemolisian berbasis komunitas yang mengedepankan kemitraan antara polisi dan masyarakat dengan salah satu filosofi dasar bahwa dengan adanya kedekatan emosionalitas antara polri dengan masyarakat di harapkan dapat meredam semua konflik, kerusuhan dan criminal yg ada dengan harapan masyarakat akan lebih menghargai seorang Polisi dikarenan ada kedekatan secara Pribadi.(makusuci,gino)  Namun apakah dengan hanya modal kedekatan emosional tersebut saja semuanya akan dapat terwujud sesuai dengan harapan ?? apakah dengan adanya kedekatan hubungan emosioanal tersebut akan dapat menjadikan seoarang polisi menjadi Profesional ?
POLRES OKU, BANTEN,& LINGGAU
Dengan diimplikasikannya penempatan personel Polri untuk berdinas di wilayah yang merupakan tempat tinggalnya semula, apabila dia merupakan polisi remaja dan baru berdinas satu dua,tiga  tahun, apakah benar-benar mampu menangani konflik yang melibatkan orang-orang yang dikenalnya selama ini dari kecil sehingga menjadi polisi? Konsep ini terus terang sangat mengusik fikiran saya sehingga mendorong saya untuk menulis article ini dengan segala keterbatasan nya.
Lagi, menurut saya secara pribadi setiap kebijakan dan keputasan selalu ada sisi strength and weakness , namun menurut saya konsep ini lebih banyak kelemahannya kelemahan terutama  terletak pada aspek law enforcementnya, Saya ambil ilustrasi begini..seoarang Polisi ditugaskan untuk menyelidiki seorang yg diduga penyupali obat2 terlarang, pada saat si polisi sudah di lapangan ternyata dia mendapati bahwa org yg sedang di selidiki ini adalah orang yg pernah berjasa besar terhadap kedua orang tuanya, atau orang tersebut pernah menolong kelurga si polisi, ataupun si penyupali obat terlarang tersebut masih ada hubungan kekeluargaan dengan si polisi. yg menjadi pertanyaan apakah si polisi tersebut akan mampu menegakan hukum secara professional ? jawabanya kemungkinan nya tidak, karena tidak bisa di pungkiri bahwa budaya masyarakat ketimuran seperti Indonesia ini sangat menjunjung tinggi toleransi.
Sikap tolong menolong antar sesama saudara masih sangat di kedepankan di Indonesia . Yang ada si Polisi tersebut akan berusaha menempuh jalur lain selain Law enforcement mengapa hal ini dapat terjadi karena pada saat  itu  petugas polisi tersebut sedang di benturkan oleh dikatomisasi yg berseberangan antara keluarga dan Hukum yg harus ditegakan. Hal ini dapat terjadi karena prinsip local boy for local job, pernyataan saya ini bukan mewakili kebenaran sejatinya karena masih banyak kok petugas polisi yg mampu tetap profesional walaupun harus mengorbankan kedekatan emosioanal, namun rasio perbandingannya sangatla besar.
Seharusnya (pimpinan polri)  mampu bercermin dengan system hukum di peradilan, bagaimana seoarang hakim tidak boleh menangani perkara yg tersangka atau korban memiliki kedekatan hubungan emosional. Lain lagi di Amerika para hakim sebelum melaksanakan sidang mereka di karantina dan di asingkan beberapa minggu  bahkan bulan agar fikiran serta keputasan yg mereka buat nantinya tdk terintervensi oleh hal apapun. Mengapa hal ini mereka lakukan tidak lain dan tidak bukan melainkan agar keputusan yg mereka buat dan di laksanakan secara profesional tanpa ada embel-embel emosional. Lihat dan perhatikan saja anggota intelijen CIA amerika antara regu yg satu dgn regu yg lain mereka tdk saling mengetahui apa yg dikerjakan oleh masing-masing regu ,  lain lagi jaringan intelijen Inggris M16 malahan mereka tdk saling kenal antara intel yg satu dgn yg lain..sedangkan agen intelijen Mossad Israil mereka antara sesama anggota intelijen tdk saling mengetahui tugas masing-masing orang, namun di indoensia sangat menyedihkan BAHWA JARINGAN INTELIJEN KITA MALAHAN TIDAK SALING MENGETAHUI APA YANG HARUS DI KERJAKAN ..HEHEH JUCT KIDDING INI..UDA MULAI NGANTUK…..kembali ke pembahasan  
Prinsip local boy for local job tidak lah salah namun alangkan baiknya apabila prinsip the right man on the right job yg lebih di kedepan kan artinya penempatan yg berbasiskan kemampuan itu yg lebih jauh lebih utama .wassalam…..  


Local boy local Job

Reformasi  Birokrasi Polri sudah memasuki program unggualan kedua yaitu partnership Building, yaitu program yang dicanangka dalam renstra

Waktu


Bismillahirrohmanirrohim…
Sebenarnya agak sedikit bingung dari mana tulisan ini akan saya mulai….karena sudah hampir 2 bulan lebih tidak menuangkan gagasan fikiran, ide yg biasanya rutin saya lakukan. jari jemariku pun terasa sudah kaku untuk menyelarasakan apa yang saya fikirkan dengan apa yang seharusnya saya ketikan. But well…tetap di coba.
 Sama seperti sebelumnya tidak jauh berbeda, alasan saya menuliskan apa yang saya fikirkan apa yang sedang rasakan hanya untuk satu tujuan, bahwa kelak tulisan  ini akan menjadi suatu kenangan yg mungkin akan menjadi sesuatu yang menarik untuk di ceritakan di masa yang akan datang. Satu hal yang terpenting,dan aku tak akan mengabaikan begitu saja prinsip ini bahwa sangat la rugi apa bila menyia-nyiakan pikiran yg cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas yg mendahulukan istirahat sebelum lelah buatku itu adalah pengkerdilan terkejam dalam hidup…well selagi belum lelah istirahatnya di cancel dulu..
Sungguh tidak terasa perjalanan waktu berputar dengan cepatnya..perjalanan waktu tanpa kita sadari ternyata menuntun kita menemukan tahapan-tahap penting dalam hidup yg telah digariskan yg sebelumnya boleh jadi adalah suatu misteri..yg tdk kita ketahui namun tanpa kita sadari juga ternyata sang waktu secara perlahan mampu menyingkap tabir-tabir yang selama ini menyelimuti fikiran.  sang waktu bukan hanya menuakan usia tetapi sang waktu juga mampu mengungkap tabir rahasia. Hal itula yang sedang terjadi padaku,
Hari ini, sudah hari kamis tanggal 23 oktober 2013 artinya, dalam 3 hari kedepan saya akan memasuki babak baru dalam hidupku. Dalam 3 hari kedepan saya akan memasuki pintu gerbang sejarah yang akan menjadi bagian perjalanan terbesar dalam hidupku, tepat pada hari sabtu tanggal 26 Oktober 2013 insya Allah saya akan menjadi seorang suami dari istriku…Insya Allah..AMIN….Ya Allah permudahkanla urusan ini,
"Robbi Sohri Sodri waya Sirli amri Wahlul Ukdatam Milli sani Yapkohu Qouli "

Aku hanya berharap semoga Dengan mencintainya dalam ikatan yg syah menamba pula kecintaanku kepada MU….dan semoga dengan mencintainya semakin banyak amalan-amalan kami yang akan senantiasa membuat MU semakin mencintaiku…dan satu hal yg terpenting bahwa semoga dengan mencintainya dalam ikatan yg syah kelak kami kembali kepadamu dalam keadaan telah mnyempurnakan agamamu,,,,Amin.
 “ Barang siapa yang menikahi seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan menambah baginya kerendahan. Barang siapa yg menikahi wanita karena memandang harta bendanya maka Allah akan menambah baginya kemelaratan. Dan barang siapa yg menikahi wanita karena memandang keturunannya  maka Allah akan menambah baginya kehinaan. Tapi bagi siapa yg menikahi seorang wanita karena ingin menundukan pandangannya dan menjaga kesucian farjinya atau ingin mendekatkan ikatan keluarga Maka Allah akan memberkatinya bagi istrinya, dan memberkatin istrinya baginya. (HR.Bukhori)
Ya Allah ridhohila pernikahan ini, hingga hanya ajal yg memisahkan kami, satu kanla kami dalam keadaan susah ataupun senang. Jadikan la masing2 di antara kami tempat bersandar di kala penat mulai mendatangi. Jadikanla kami agar bisa Saling melengkapi di kala kekurangan, saling mengingatkan dikalah kami mulai melalaikan kewajiban kami. Ridhohila kebersamaan ini Ya Allah…