Rabu, 14 Oktober 2015

Memprediksi Pemenang Pilkada OKU 09 Desember 2015



Tulisan ini  murni hanya pendapat pribadi tidak mewakili, kelompok, golongan maupun  institusi tempat dimana saya mencari sesuap nasi. Tulisan ini juga tidak ada maksud untuk mendeskreditkan maupun mendukung salah satu pasangan dalam pemilihan kepala daerah kabupaten OKU periode 2016-2019 ini murni pandangan dan opini serta pemikiran manusia biasa yang fakir akan ilmu.  
Gaung serta gema pemilihan kepala daerah dikabupaten oku sudah semakin terasa. Upaya saling menjatuhkan dan menjelek-jelekan calon lawan seperti bukan  salah satu upaya yang haram lagi. Sikut menyikut serta tarik menarik kepentingan dalam menggunakan kewenangan dan kekuasaan menjadi bumbu yang semakin kentara dan sungguh tidaklah elok dipandang mata. Hasut-menghasut yang dilakukan para juru kampanye serta massa simpatisan sudah setiap hari menjadi konsumsi telinga. Silaturohhim dadakan yang terkesan dipaksakan pun terkadang menjadi bahan tertawaan. Karena, tak jarang kedua kandidat saling bertemu dan duduk bersamaan secara kebetulan dalam satu kegiatan ceremonial dalam rangka mencari panggung dan menarik simpati khlayak ramai. Sebenarnya bukan tanpa alasan hal tersebut dilakukan. Kesemuanya dilakukan hanya demi mencari  dan meningkatkan elektabilitas masing-masing calon untuk selanjutnya mengharapkan keterpilihan mereka pada saat hajat besar 09 Desember 2015 nanti ditunaikan. 
Mengamati perkembangan situasi politik di kabupaten OKU menjelang dilaksanakannya hajat besar demokrasi pada tanggal 09 Desember 2015 mendatang maka tidaklah salah rasanya kalau saya berkicau dan berkata bahwa “ kelak seorang kepala daerah yang lahir/terpilih  dari rahim demokrasi langsung  pada tanggal 09 Desember 2015 khususnya di kabupaten OKU nantinya adalah calon kepalah daerah yang terbaik dari pada kandidat lainnya “ seseorang yang menjadi pemenang dalam pemilihan pada tanggal 09 Desember 2015 nantinya adalah kandidat yang mempunyai kredibilitas dan Kapabelitas yang mempuni dari pada kandidat lainnya. Karena, sejatihnya pemimpin yang lahir  dan terpilih dari proses pemilihan langsung masyarakatnya merupakan representatif harapan para konstituennya.  Tidak begitu sulit untuk dicernah suatu ketika disuatu wilayah diadakan pemilihan langsung untuk mengangkat salah satu pemimpin untuk memimpin disalah satu wilayah tersebut  maka masyarakat yang ada diwilayah itu akan berusaha memilih yang kandidat terbaik. Sampai disini saya mengaminkan bahwa pemimpin yang menjadi pemenang dalam demokrasi “seharusnya” adalah pemimpin yang terbaik.
Sejalan perkembangan peradaban, situasional perekonomian yang fluktuatif, serta perkembangan proses demokrasi yang ada sekarang indikator bahwa “pemenang atau calon yang terpilih dalam pemilihan langsung adalah calon terbaik tidak dapat menjadi acuan lagi” pemimpin yang terpilih adalah calon pemimpin yang terbaik sudah menjadi cerita usang yang seakan kian memudar. Dengan beberapa alasan berikut.,
Pemimpin yang kelak menjadi pemenang akan  sangat dipengaruhi oleh konstituen atau jenis tipelogi pemilih yang ada di wilayah yang sedang melaksanakan pemilihan. Mengutip tulisan seorang dosen sekaligus mahasiswa  yang sedang menempuh program Doktoral di Universitas padjajaran Bandung Hendra Alfani S.Sos.,M.I.Kom. dalam article tulisannya mengatakan bahwa, setidakanya ada tiga jenis tipelogi pemilih dalam proses demokrasi langsung. Pertama, tipelogi pemilih tradisional. Tipelogi pemilih tradisional yaitu tipelogi pemilih yang lebih mengedepankan pilihannya dari sudut pandang hubungan emosioanal, tipelogi yang lebih mengedepankan pilihannya karena merasa adanya kesamaan asal kelahiran, suku, atau secara geografis berasal dari daerah yang sama, tipelogi pemilih tradisional biasanya akan lebih mengedepankan pilihannya dikarenakan adanya hubungan kekerabatan ataupun hubungan kekeluargaan. Kedua, tipelogi pemilih rasional. Tipelogi pemilih rasional adalah tipelogi pemilih  pada saat melakukan pemilihan lebih mengedepankan pilihannya dengan menilai kapabilitas dan kredibilitas orang yang akan dipilihnya, tipelogi pemilih rasional  biasanya juga akan sangat memperhitungkan rekam jejak maupun bakcground pendidikan serta latar belakang calon yang akan dipilihnya. Tipelogi pemilih rasional yang idealis akan mengabaikan unsur lain yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang rasional. Seperti,  hubungan emosional, kekeluargaan,kesamaan suku, asal dan lain sebagainya. Ketiga, tipelogi pemilih transaksional. Tipelogi pemilih transaksional adalah tipelogi pemilih yang lebih mengedepankan pemilihannya dari sudut pandang komersil. tipelogi pemilih yang lebih mengedepankan pemilihannya dengan menjadikan suara pilihannya menjadi bahan transaksi politik dengan kata lain pemilih tipe ini menginginkan adanya proses take and give dari aspirasi suaranya.  Dalam skala besar tipelogi pemilih ini menyasar kepada organisasi-organisasi, LSM serta partai-partai berikut kader-kader pengurusnya. Dalam skala besar di tipelogi pemilih seperti  ini rentan terjadinya transaksi politik maupun pernjanjian politik.  Sicalon mengharapkan keterpilihan dan dukungan  dan si pendukung mengharapkan jabatan, proyek serta imbalan (take and give) perpaduan yang cocok. Dalam skala kecil tipologi pemilih transaksional biasanya menyasar kepada masyarakat menengah kebawah. Money politik untuk membeli suara sangat rentan terjadi pada level ini. Keadaan ekonomi yang sulitpun terkadang dijadikan kambing hitam untuk menghalalkan transaksi haram yang dilakukan.
Menyimpulkan dari penjabaran 3 (tiga) jenis tipelogi pemiih tersebut maka dapat di prediksi bahwa kalau seandainya tipelogi pemilih tradisional adalah tipelogi yang dominan yang ada di kabupaten oku , maka dapat dipastikan bahwa pemenang  pada tanggal 09 Desember 2015 mendatang adalah calon yang memiliki keluarga besar, serta calon yang memiliki banyak hubungan kekerabatan yang baik, suku, ataupun adanya kesamaan geografis  yang cukup besar dengan konstituen yang ada di kabupaten OKU. Sebaliknya, calon yang tidak memiliki hubungan emosional yang cukup baik, atau pun calon yang tidak bersal dari daerah ataupun suku yang sama dengan pemilih yang ada di kabupaten OKU kemungkinan besar tidak akan terpilih. Namun, seandainya jika tipelogi pemilih yang rasionallah yang dominan di kabupaten OKU maka dapat dipastikan bahwa pemenang dalam perebutan kursi nomor satu di Kabupaten OKU pada tanggal 09 Desember 2015 mendatang adalah calon yang memiliki kredibilitas, kapabilitas rekam jejak serta latar belakang yang baiklah yang akan terpilih menjadi pemenang. Pada kemungkinan terakhir kalau seandainya ternyatah tipelogi pemilih transaksionallah yang dominan di kabupaten OKU maka dapat dipastikan bahwa pemenang dalam perebutan orang nomor satu di kabupaten OKU adalah calon yang memiliki kekuatan massa, Pengaruh besar, serta kekuatan financial yang mempuni.
Memprediksi pemenang Pilkada Kabupaten OKU 09 desember 2015 mendatang berdasarkan jenis/tipelogi pemilih sebenarnya tidak begitu dapat dijadikan tolak ukur. Namun, sah-sah saja dilakukan karena dalam politik itu penuh ketidak pastian dan kita berhak meramalkan dan memperhitungkan. Akhirnya mari kita tunggu hajat besar demokrasi 09 desember 2015 nanti. Siapapun yang menjadi pemenang kelak adalah representasi tipelogi pemilih yang ada. Tradisinal, rasional, ataupun transaksinal kita pemilih yang menentukan.